Yang indah hanya sementara.... yang abadi adalah kenangan..... yang tulus adalah sanubari.... tak mudah mencari yang hilang dan tak mudah mengejar impian..... namun yang tersulit adalah mempertahankan apa yang ada.......karena yang tergenggam bisa terlepas dan yang terikat terkadang terpisah....jika kamu tak dapat memiliki apa yang kamu sukai...... maka sukailah apa yang kamu miliki saat ini, karena lebih baik menyukai apa yang ada dari pada berharap yang tidak ada dan tak pasti......... :)

Selasa, 04 Oktober 2011

JENDELA SANG ROH POHON

"Orang itu berbalut cahaya biru, dia seperti akan menangkap orang itu dengan tangannya, aku merasa telah melihat gabaran yang belum pernah ku lihat sebelumnya... Tanpa sadar aku menutup mata". Saat ini, jantung ku seakan berhenti, terkadang hal ini menyiksa ku. Lelah sampai tak bisa diungkapkan kata-kata. Jika ku tutup mata lagi mata ini, terdengar suara gesekan daun. Itu pohon ek besar, pohon itu sudah ada sejak aku kecil hingga sekarang. Pohon itu ada bersama ku.
Di halaman kuil dewa dekat rumah, ada pohon ek besar dan tua. Itu jadi tempat main yang cocok bagi anak-anak, menerobos akarnya atau memanjatnya. Di bawah pohon yang berdesir lembut, disanalah orang itu ada. Orang itu selalu ada di sana, tak lama kemudian aku sadar, bahwa wujudnya cuma terlihat oleh ku. Aku berbeda dengan yang lain, aku mempunyai penyakit jantung, mungkin ini juga hal yang seperti itu, begitulah menurut penjelasan ku sendiri. Aku tidak bisa bermain seperti anak-anak lainnya, cuma dengan mengejar sosoknya, aku sudah senang. Sejalan waktu, dia tersenyum pada ku, kadang-kadang sekali dia juga bercerita, suara itu berbisik seakan berbunyi di dalam angin.
Pada suatu ketika, terdengar kabar bahwa pohon ek besar itu akan ditebang karena ada pelebaran jalan, mendengar hal itu aku berusaha untuk menghalanginya, tetapi saat itu aku tumbang karena serangan jantung dan seharusnya pada saat itu aku tidak bisa selamat, tetapi ada keajaiban terjadi. Beberapa hari kemudian, orang-orang yang bermaksud menghilangkan pohon ek untuk pelebaran jalan terus menerus mengalami luka parah, penebangan dihentikan dan jalan dibuat dengan menghindari pohon ek.
Waktu itu dokter memvonis bahwa aku hanya dapat bertahan sampai umur 4-5 tahun. Tapi sampai umur 15 tahun aku masih tetap hidup. pada saat kejadian itu, aku seperti ditenangkan oleh pohon ek, benar, saat itu aku mendengar suara mu "akan ku bagi nyawa ku untuk mu". Ku sadari sejak dulu kau pohon ek tua ini. Tapi, kenapa wajah mu seperti itu? Apa yang membuat mu sedih begitu? Apa karena tidak bisa berjumpa dengan orang itu?
Entah sejak kapan hal itu. Saat itu, jiwa mu menyatu dengan ku. Kau mencintai orang itu dan ingin mendekapnya di lengan mu, padahal yang menginginkan lengan mu itu aku. Nyawa ku, ku dapat dari mu, karena itu aku ingin berakhir dalam diri mu. Aku tahu kalau api nyawa yang kau berikan pada ku sebentar lagi akan padam, selagi sempat aku harus membalas budi mu, aku akan mencari orang itu.
Sosok orang itu mengambang dalam cahaya biru, cantik sekali, orang yang sangat menakjubkan. Jika bertemu aku akan segera tahu. Tapi dicari bagaimana pun dan dimna pun orang itu tidak ku temukan. Hari terakhir semakin dekat, rambut ku sudah tumbuh lebih panjang. Akhirnya ku putuskan aku mau merubah diri ku, setidak nya menyerupai orang itu, tapi semua yang ku lakukan gagal, sampai ibu membantu ku. Tiba-tiba aku sadar, aku ingat, itu yang ku lihat itu di dalam lorong akar, itu aku. Itu masa depan yang ku intip dari jendela sang roh pohon. Sekarang, saat ini dan selamanya aku akan bersama mu...
Sejak itu, tak seorang pun pernah melihat sosok Evelin lagi. Tak lama kemudian, pohon ek mengakhiri masa hidupnya, dan di dalam kayu busuk yang sudah roboh ditemukan hiasan rambut seorang gadis, hiasan rambut yang sama dengan yang dipakai Evelin terakhir kali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar